Home

Kamis, 11 April 2013

Ngidol Untuk Senang-Senang, Bukan Untuk Urusan Hati


Teater Hari rabu,
Faktor jomblo (atau setengah jomblo, lebih tepatnya) karena status masih digantungin sama anak pak haji menyebabkan hobi jalan-jalan di fx semakin menjadi-jadi. Seenggaknya, sejak Teater permanen dibuka, dari hari sabtu sampe rabu, entah mengapa ada waktu kosong di mana gue bisa gentayangan di kawasan fx.
Oke. Mungkin ini suatu kebetulan, kebetulan yang rasanya nikmat. Kebetulan yang didukung juga email pemesanan tiket yang nembus semuanya. Dari hari sabtu, minggu, senin, rabu, jumat, gue nembus semua kecuali hari sabtu. Masalahnya gue salah format email pas ngirim hari sabtunya. Huehehe….

Sepertinya bagian basa-basi disudahi dulu.

Lanjut ke bagian yang agak berbobot dikit. Kalo pas teater hari minggu gue duduk di sebelahnya fans asal singapura, di hari minggu, entah emang lagi edisi fans asing apa gimana, tim uwo juga duduk di sebelahnya orang singapura lagi. Bedanya, kalo waktu itu masih mahasiswa, yang kemaren rabu ngakunya karyawan perusahaan yang baru 2 tahun ada di Indonesia. Oke, ini bukan topik pembicaraan utama di notes ini. Cuma agak aneh aja, udah 2 kali nonton, tim Uwo ditakdirkan duduk di sebelah orang asing yang bahasa Indonesianya terbatas, dan mengharuskan tim uwo meladeni pembicaraan dengan bahasa Inggris. Mungkin ini pertanda dari Tuhan bahwa suatu saat nanti Tim Uwo bakal go internasional. Hahahaha….udah mulai ngelantur tingkat setan nih gue. :) )

Lanjut, seperti teater biasanya, gue lebih milih menikmati penampilan teater dengan tangan kosong alias tanpa lighstick, dan lebih memilih ngikutin lirik lagu teater. Gimana ya, percuma udah apal liriknya tapi nggak memanfaatkan momen teater sebagai momen karokean dadakan. hahaha…yaa…anggap aja lagi karokean bareng member. *uhuk

Disaat lagi menikmati penampilan para member, tangan gue gatel pengen ngetweet. Yaa…sekalian juga sih ada bbm yang masuk. Maklum, jadwal teater di weekdays, juga jam 19.00 sebenernya masih jam rawan-rawan kerjaan. Pasti ada aja kalo lagi nonton teater, terus bbm masuk nanyain kerjaan. Atau kalo nggak nanyain tugas kuliah. Yaa…gini-gini gue masih mahasiswa gituloh! mahasiswa tingkat akhir sih. :p

Pas gue ngecek bbm, terus ngecek mention, eh ada satu mention yang menurut gue sangat menggelitik sampe perut gue makin mules dan menyebabkan fenomena langka di teater, kebelet boker. Ya…sebelum teater, gue emang sempet ngetweet sih, inti isinya ya biasa lah, “Mau nonton Teater JKT48″.

Cuma itu. tapi dari sekian banyak tanggapan, ada 1 tanggapan yang menurut gue diluar kebiasaan fans dan follower gue. Tanggapan dia berkaitan dengan istilah pedopil yang dikaitkan sama kelakuan gue yang hampir tiap hari nonton teater.

Oke, yang jadi permasalahan adalah, apakah dengan nonton teater JKT48 tiap hari bisa menyebabkan penyakit pedopil seperti yang dituduhkan sama seorang follower gue yang budiman itu?

Hm….karena gue penasaran, gue coba bongkar lagi istilah pedopil yang belakangan ini sering gue denger di kalangan haters dan fans yang pola pikirnya masih dangkal. Dari wikipedia, gue bisa tau bahwa pedopil sebenernya berasal dari bahasa Yunani: paidophilia (παιδοφιλια)—pais (παις, “anak-anak”) dan philia (φιλια, “cinta yang bersahabat” atau “persahabatan”.  pedofilia didefinisikan sebagai gangguan kejiwaan pada orang dewasa atau remaja yang telah mulai dewasa (pribadi dengan usia 16 atau lebih tua) biasanya ditandai dengan suatu kepentingan seksual primer atau eksklusif pada anak prapuber (umumnya usia 13 tahun atau lebih muda, walaupun pubertas dapat bervariasi). Anak harus minimal lima tahun lebih muda dalam kasus pedofilia remaja (16 atau lebih tua) baru dapat diklasifikasikan sebagai pedofilia.

Dengan demikian, gue sangat yakin bahwa orang yang dengan gampangnya men-judge seorang fans yang mengidolakan idolanya yang masih belia itu terserang penyakit pedopil, berarti orang itu masih perlu belajar banyak tentang kata pedopil itu sendiri.

Kenapa gue bisa bilang gitu?

Alasannya simpel. Pedopil itu kan penyakit psikis yang berkaitan dengan cinta, urusannya sama hati. Nah, kalo ngefans? Idoling? Dan sejenisnya itu, urusannya sama kesenangan. Yaa….seneng-seneng itu nggak bisa dong dihubungin sama cinta. Apalagi nganggap idol kayak pacar sendiri. Lu pikir elu siapa? Huehe….itu sih pendapat gue. Dan gue rasa banyak yang sependapat sama gue.

Emang, sekarang ada fenomena oknum fans yang menganggap oshinya itu sama kayak pacarnya. Lah? Itu yang perlu dipertanyakan. Tapi gue rasa, itu hanya oknum minoritas. Dan mereka mungkin masih belum sadar benar apa makna dari idoling itu sendiri.

Idoling cuma buat seneng-seneng. Kalo lu udah menghubungkan idoling dengan urusan hati, ya siap-siap aja lu kecewa. Karena pada dasarnya, fans dan idola sebenarnya hanyalah hubungan yang sebatas pada performa di atas panggung. Kalo mau ngrurusin soal privasi dan lain sebagainya, elu udah termasuk dalam golongan fans-fans yang zomblones. jadi, cepatlah bertaubat.

Tapi kok gue pikir-pikir, omongan gue yang sekarang kayaknya agak berat ya? Huehe….

Gue sendiri males baca ulang tulisan gue yang ini. Haha…takut jadi pusing sendiri malah entar. :D
Tapi semoga tulisan gue yang nggak jelas ini bisa bermanfaat bagi para fans, dan idolanya. :)
Jangan gampang ngejudge seseorang dengan istilah sensitif sejenis pedopil. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar