Home

Kamis, 11 April 2013

Karakter Fans Berdasarkan Cara Meng-Oshi-Kan


Sekitar bulan Mei lalu, 
“Oh…jadi elu ngasih panci ke dhike?” Tanya gue sambil megang recorder ke seorang narasumber gue. Sebut saja namanya Steve, 20 Tahun, Jomblo. 
Kemudian Steve menjelaskan kronologis kejadiannya, mulai dari Tempat Kejadian Perkara, sampai dia sedikit merekronstruksi tragedi serah terima panci dari seorang fans kepada idolanya.
Dan gue cukup menikmatinya dengan manggut-manggut. Di akhir wawancara, Steve kemudian bertanya,”Lha elu Oshinya siapa?”
Oshi? Oshi apaan?  Seketika gue berasa menjadi orang paling bego diantara sekerumunan fans. Em…cuma lima orang kerumunan doang sih. Tapi tetep aja ngerasa bego karena diantara semua orang yang ada di kerumunan, gue kicep ketika ditanya tentang Oshi.
“Oh…gue belum punya. hehe…kan masih fans nubitol.” kata gue di tengah kerumunan. Kata ‘belum punya’ menjadi tameng paling ampuh buat menghindari tampang bego diantara wajah-wajah penuh pengetahuan lainnya. Oke. Fix. And the stories about ‘oshi’ was begin….
Usut punya usut, karena nggak mau keliatan bego lagi di depan fans lain, gue mulai menelusuri apa makna dari Oshi itu sendiri. Dari hasil penelusuran gue, salah satu notes di facebook ada yang bisa menjelaskan dengan singkat, padat, dan jelas.

Oshimen:
  berasal dari kata ‘oshiteru member’ yang berarti member yang kamu dukung dari sebuah grup. biasanya fans hanya memiliki satu oshimen dalam sebuah grup.(contoh di AKB48 oshi saya adalah Shinoda Mariko, di SKE48 oshi saya adalah Matsui Rena, di JKT48 oshi saya Dhike)
Oshihen: 
Ketika anda mengganti oshi dari satu member ke member lain. secara umum ini tidak diperbolehkan.
Kami-oshi:
 Harafiahnya ‘God Oshi’(arti di bahasa Indonesia adalah Oshi Dewa, maksudnya Oshi yang paling engkau dukung.). Kami-Oshi adalah Oshi paling penting di antara seluruh Oshimenmu (dari grup yang berbeda,tentu saja)
DD:
 Singkatan dari ‘Daredemo Daisuki’, maksudnya ‘saya suka semua’. Diterapkan untuk semua orang dengan lebih dari satu Oshimen di grup yang sama.
MD:
 Singkatan dari ‘Minna Daisuki’, maksudnya ‘saya suka semua orang’. Sama dengan DD, tapi dengan seorang Oshimen

Hm…biar nggak keliatan bego, kalo bisa fans sih tau makna semua itu. ya…itung-itung sekalian belajar bahasa jepang lah! Hahaha…ada untungnya juga sih ngefans sama idola yang ada bau budaya jepangnya. Sekalian jadi kita bisa belajar budaya bahasa Jepang.

Oke. Intermezo yang kepanjangan bisa bikin kepala jadi puyeng. Lah? Tadi baru intermezo?Kayaknya sih iya.
Hahaha…
Ngomongin soal Oshi, sebenernya banyak alasan bagi seorang fans yang memutuskan kenapa harus meng-oshi kan seorang member. Kalo dijabarkan, kayaknya bisa jadi satu teori psikologis, atau bahkan teori fenomena sosiologi moderen di kalangan anak muda seusia 13-28 tahun. Hadeh…bisa-bisa Karl Max atau Emile Dunkheim bakal hidup lagi gara-gara cuma satu kata, Oshi.

Kalo dari pandangan gue,  pribadi, ada beberapa alasan kenapa orang meng-oshi-lan seorang member. Nggak semuanya gue jabarin, tapi seenggaknya semoga penjabaran ini bisa mencakup karakter fans secara umum. Oke?
Yang pertama, fans meng-oshi-kan seorang member karena faktor wajah. Bisa karena member itu punya tampang loli, imut, cakep, innocent, atau cantik. Yaa..ini sih jenis fans umum. Fans yang masih dalam taraf wajar. Karena mau nggak mau, dunia hiburan memang menjual wajah. Tapi memang selain wajah juga bakal ada faktor lain yang diperlukan, misalnya performa, dance, atau suaranya.

Yang kedua, fans meng-oshi-kan seorang member karena faktor dia mirip sama pacar atau mantannya yang dulu. Nah! Kalo yang ini jenis fans yang gagal move on. Jenis fans ini menganggap bahwa dunia sudah sangat sempit, jadi semua orang yang mirip dengan orang yang pernah singgah di hatinya akan menjadi orang yang spesial di mata dia.

Yang ketiga, fans meng-oshi-kan seseorang karena faktor “peristiwa pertama”. Yaa….kata pepatah, penampilan pertama itu akan sangat mengesankan. Mungkin ini juga berpengaruh sama fans yang meng-oshi-kan seorang member karena faktor peristiwa pertama. Bisa jadi dia tatapan sama member (padahal member nggak ngerasa tatapan juga sih)…hehehe….bisa jadi pas lagi di jalan ketemu member, terus member senyum (padahal member senyum ke orang lain), em bisa juga pas yah…banyak peristiwa tak terduga yang bikin orang ngerasa hatinya bergetar pas ngeliat atau menatap seorang member. Nah, kalo yang ini, gue mengistilahkan sebagai jenis fans yang mudah terketuk hatinya. Et dah! kayak acara mamah dedeh.. -__-*

Nah, ini yang terakhir nih. em….
Fans meng-oshi-kan seseorang tanpa sebuah alasan yang jelas. Biasanya ini jenis fans labil. Bisa jadi fans ini gampang goyah hatinya, lalu oshihen ke member lain dalam jangka waktu yang singkat. Ibarat pacaran, belom genep seminggu udah putus, terus ganti pacar lagi. Belum genep seminggu lagi, udah ganti lagi. Mereka beranggapan oshihen adalah siklus hidup yang perlu dinikmati prosesnya. Yaa…oshihen sih boleh aja. Tapi nggak tiap minggu ganti oshi juga kali. Banyak faktor yang menyebabkan hal ini terjadi. Bisa jadi diantaranya adalah karena fans belum ngerti bener apa makna idoling, makna saling mendukung, dan makna menikmati totalitas sebuah hiburan. Masih lazim sih. Gue mengistilahkan jenis ini sebagai fans yang overoshisDi mana-mana, yang udah pake istilah “over” itu nggak baik buat kesehatan.

Oke! Seperti yang udah gue bilang, ganti oshi itu nggak masalah. asal jangan gonta ganti mulu tiap hari. Em…terus ada satu hal yang lebih penting. Jangan samakan oshi dengan pacar! Kenapa? Karena emang oshi itu beda sama pacar. Kalo pacar, ini proyek masa depan. Proyek yang harusnya dibangun biar bisa sehidup semati. Kalo Oshi? Ini proyek jangka pendek hingga menengah. Proyek semu yang cuma bisa dinikmati dari layar kaca, dari kursi penonton teater, dan dari sesi hi touch. Selebihnya? Bakalan menyesal di kemudian hari. Hehehe…..

Tapi, bagaimanapun cara elu meng-oshi-kan seorang idol, Yang Penting Punya Oshi™

Tidak ada komentar:

Posting Komentar