Home

Rabu, 10 April 2013

[FanFict] My Last Oshimen


Aku seorang anak laki laki berumur 20 tahun. Aku tinggal di Semarang, pekerjaanku tim SAR darat. Dan sama seperti kalian tentunya, aku juga fans dari JKT48, meskipun baru kurang lebih sebulan aku mulai ngefans, dan bisa disebut fans karbitan juga sih.
Aku mulai ngefans dari sebulan yang lalu, tepatnya satu minggu setelah aku mengevakuasi korban ku yang terakhir.
Kuceritakan sedikit. Kurang lebih sebulan yang lalu aku mendapat perintah dari kantor untuk melakukan pencarian korban. Korban dilaporkan sudah hilang 2 minggu setelah dia mendaki. Setelah 3 hari, aku dan tim ku melakukan pencarian, aku menemukan korban itu.
Korban sudah tewas mengenaskan dan sudah membusuk dengan posisi duduk, kemungkinan dia terkena badai nol derajat. Tubuhnya sudah sangat kaku dan mulai dihinggapi berbagai jenis binatang. Meskipun aku tidak tega dan tentunya merasa jijik, tapi sudah tugasku untuk mengevakuasinya. Sehingga aku dan tim ku mengevakuasi tubuhnya serta peralatan-peralatannya sebagai bukti dan penyidikan.
Satu minggu setelah hari itu, aku mulai penasaran dengan Idol group bernama JKT48. Aku browsing tentang Idol group itu. Aku buka official maupun non official website nya. Aku tonton perform mereka di youtube dan aku benar benar terpukau oleh mereka. Apalagi salah satu member bernama Alissa Galliamova sudah menyita perhatianku sejak awal. Aku cari semua info tentang Mova. Dan setelah puas aku ambil kesimpulan bahwa Mova adalah seorang gadis yang cantik, lembut, baik hati, bersemangat, ramah, dan masih banyak hal positif lainnya. Dalam hati aku berkata, “pantas saja.”
Setelah itu aku memutuskan untuk menonton theater JKT48 dimana ada Mova di show nya, dan bersyukur email tembus pada saat pertama mencoba. Aku berangkat sendiri karena tidak ada satupun temanku yang mau menemani, melainkan mereka malah tertawa melihat seorang tim SAR yang ngefans ke JKT48.
Langsung saja, aku sudah masuk ke theater dan mendapatkan row ke 3, aku semakin terpukau melihat antusias para fans JKT48 dan semangat dari member yang perform. Tubuh berguncang saat mendengar nyanyian mereka. Air mata pun pun meleleh deras saat meneriakkan chant ke mereka.
Show pun berakhir, pada saat moment hi-touch, dan tentunya saat telapak tanganku bertemu dengan telapak tangan Mova. Aku bilang pada dia bahwa ada titipan dari sahabatku, sembari memberikan sekeping CD dengan cover merah bertuliskan “My Last Oshimen”, dan dibalik cover aku tuliskan pesan “tonton baik baik ya CD ini ^_^”
Aku tidak bisa menunjukkan video yang ada di dalam CD itu di sini, jadi aku tuliskan saja scene-per-scene nya ya.

 Scene 1, setting di kamar tidur yang agak berantakan. Seorang laki laki dengan wajah bahagia berkata:
” Hai Mova, aku Teddy, fans yang selalu dukung kamu segenap jiwa raga loh, hehe. Oh iya Mov, kamu suka naek gunung kan, suka alam kan, suka berpetualang kan? Aku mau pamer ke kamu loh. Besok aku mau naek gunung, nih liat peralatan peralatanku, udah lengkap kan tinggal berangkat aja (menunjukkan peralatan pendakiannya). Terus Mov, pendakian ini aku persembahkan buat kamu loh. Soalnya aku bawa poster kamu, akan aku buka di puncak dan akan ku abadikan dengan kamera ku, yeeee. Udah dulu ya Mov, mau bobok dulu nih, soalnya besok berangkat pagi, Hehe. Oyasumi my oshimen. Bye bye.”

Scene 2, setting di depan rumah, laki laki itu sudah lengkap dengan jaket, tas carrier besar dan helm. Motor dibelakangnya juga sudah menyala.
“Selamat pagi Mova ku, hehehe. Aku udah siap perang nih. Lihat udah full equipment gini kok, hehehe. Ya sudah, aku mau berangkat nih Mov. Doain aku ya. Nanti begitu sampai ke basecamp pendakian, aku rekam lagi yah. Dah my oshimen, muahh, hehe.”

Scene 3, terlihat laki laki itu berdiri di depan shelter bertuliskan ‘basecamp pendakian gunung Arjuna’ dan kebun teh di sekelilingnya.
“Hai Mov! Aku udah sampai di basecamp pendakian nih. Segar banget udaranya dan Dingin banget disini, lebih dingin dari Bandung lho, hehe. Tapi kamu gak usah kuatir kedinginan kalo disini, pasti aku peluk soalnya, hehehe. Mov, ini aku mau mulai mendaki lho. Inget, langkah awal, sampai langkah akhir nanti, semua aku persembahkan buat kamu. Doain aku selalu ya my oshimen.”

Scene 4, terlihat hutan yang lebat, laki laki tersebut terlihat kelelahan dan berkeringat.
“Hai Mov! Alhamdulillah cuacanya cerah nih. Pasti karena kamu berdoa ya, hehehe. Ini aku mau makan siang nih Mov. Kamu minta gak? Tapi cuma mie instan aja sih, maklum di gunung, hehehe. Kamu jangan lupa makan siang juga ya, tapi jangan makan mie, takutnya ntar kita jodoh, hehehe. Udah dulu ya Mov, makasih kamu udah nemenin aku mendaki.”

Scene 5, sangat gelap, yang terlihat hanya wajah laki laki itu. Terbalut skebo dan jaket.
“Brrrrr, Hai Mov! Udah gelap nih, aku baru aja ndiriin tenda nih. Disini hujan cukup deras, Dingin banget nih, huhuhu. Andai kamu ada disini, pasti tetep hangat pastinya, hehehe. Ehh Mov, aku udah 3/4 jalan nih, Insya Allah besok pagi jam 10 udah sampai puncak, amien. Ohh iya Mov, tadi aku kena badai loh, huhuhu. Untungnya masih di dalam hutan, jadi banyak tempat berlindung. Coba kalo gak ada tempat berlindung, wahh aku pasti gak bisa liat kamu perform lagi dong, huhuhu. Udah dulu ya Mov, mau tidur nih, capek banget soalnya. Dah Mova kuuu.”

Scene 6, terlihat cuaca sangat cerah, lautan awan terlihat sejauh mata memandang dan laki2 itu, teriak sambil membawa poster mova.
“Hai Mova! Aku udah di puncak nih! Aku puas banget! Aku gak sabar liatin video ini ke kamu! Hahaha! Semua ini buat kamu Mov, cuma buat kamu! Aku pengen ngajak kamu kesini Mov! Aku tunggu kamu disini ya Mov! Di puncak gunung ini! Kamu harus datang kesini ya Mov! Hahaha! Kamu pasti seneng banget deh! ” setelah itu gambar dan suara hilang seketika.

Scene 7, terlihat laki-laki itu duduk di padang sabana dengan angin yang cukup deras.
“Hai Mov, maaf ya tadi kamera ku error, ini baru bisa lagi. Padahal tadi di saat saat seru loh, huh! Ini aku udah perjalanan turun Mov, tiba tiba kepala rasanya berat banget nih. Mau turun pelan pelan aja, yang penting sampai bawah selamat dan bisa ketemu kamu lagi, hehe. Udah dulu ya Mov, mau lanjutin perjalanan turun nih. “

Scene 8, laki laki itu tidak terlihat, cuma terlihat rumput yang bergoncang kencang, air yang berjatuhan. Terlihat seperti ada plastik di depan lensa, sepertinya handycam dibungkus plastik dan handycam sepertinya ada di atas tanah. Yang terdengar suara angin yang sangat kencang, dan suara laki-laki tersebut terbata bata.
“Hai Mov… Badai nih… Kepala ku… rasanya… Ju..ga.. semakin… berat…, pandangan ku.. juga.. udah.. mulai.. kabu..r.. Padah…” seketika itu gambar dan suara hilang seketika…

Scene terakhir, seperti scene ke 5, tapi wajah laki laki itu semakin pucat dan dia gak kuat buat bicara, badannya bergetar, dan juga terlihat guncangan di tendanya.
“Mov… A..ku… ud..ah… ga… kuat… Ba..dai… bes…sar… Ding…in… Ak..ku.. menye..rah… Mov… ka…mu… te..tep… semang…at.. ya… Pe..san… terak..hir..ku.. jang..an.. per..nah.. men..nyera..h.. di.. dun..nia.. idol..ling.. yang.. ker..ras.. ini.. ya.. ap..papun.. yang.. ter..jadi.. te…tap…lah… ber…ta…han… ka..mu.. te…tap… yang.. ter..baik… Tap..pi.. aku.. bang..ga.. mov.. kar..na.. ak..ku.. men..ne..pati… jan..ji..ku.. bah..wa… kam…mu… ad..da..lah.. os..hi.. terak..hir..ku.. Jang..an.. sed..dih.. ya.. mov.. ak..ku.. ba..ha..gia.. kok….he…he…he…. So…al…nya… Mov… Ka..lo.. Ka..mu.. li..hat vide..o… i..ni.. ak..ku.. mung…kin.. ud..dah… gak.. ada.. la..gi.. di.. dun..ia.. Tap..pi.. ing..at.. mov… dukung…an..ku… ak..kan… sel..lalu.. men..nyer..taimu… dim..mana..pun… kam..mu.. ber..rada… Selam..mat.. ting..gal.. Sam…pai.. jum..pa.. su..atu… hari… nan..ti…”

Iya benar! Itu adalah video yg aku dapatkan di tempat korban yang aku evakuasi di Gunung Arjuna. Setelah aku mengevakuasinya. Aku periksa peralatannya. Dan aku menemukan video itu. Kemudian aku copy video nya sebelum aku berikan kepada petugas untuk penyelidikan.
Setelah itu keluarga korban dan pengurus jalur pendakian sepakat untuk menguburkan jasad nya di puncak Gunung Arjuna. Karena hal tersebut juga sudah merupakan tradisi di Gunung arjuna, jika ada pendaki yang meningggal di Gunung itu, maka akan dikuburkan di puncak untuk mengenangnya dan sebagai penghormatan untuknya. Kembali aku dan tim ku terpaksa membawa jasadnya naik lagi dan menguburkannya di puncak.
Setelah semua tugasku berakhir, kemudian aku mencari tau tentang JKT48. Oleh karena itu aku segera browsing tentang JKT48. Aku datang ke theaternya dan memberikan video itu ke Mova. Karena aku yakin, Teddy begitu ingin memberikan hasil rekaman itu ke Oshimen terakhirnya. Dan sepertinya kata kata Teddy menjadi kenyataan bahwa dia akan berada di puncak itu untuk menunggu Mova, dia akan selalu menunggu, dan akan selamanya menunggu….
-end-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar