Home

Kamis, 11 April 2013

[FanFict] Kesempatan Tak Datang Dua Kali


Layar laptop masih menyala di hadapan gadis berusia 15 tahun itu. Matanya masih silih berganti memandang layar laptop yang ada di atas meja kamar pribadinya dan kemudian melirik  ponsel yang ada di samping laptopnya. Satu folder dokumen berisi foto digital masih dicermati Shania, satu per satu tanpa ada yang terlewatkan sekalipun. Sesekali terlukis senyum di bibirnya ketika dia melihat foto yang sudah dipindahkannya dari ponsel ke laptop miliknya.
“Aku masih inget kapan foto ini diambil.” Ucap Shania dalam hati ketika layar laptop yang ditatapnya menampilkan foto yang diambil saat dia masih TK. Sesaat kemudian, dia mengalihkan pandangannya dari layar laptop ke arah cermin kamarnya. “Sudah banyak perubahan.” Pikir Shania ketika membandingkan fotonya sendiri yang diambil saat masih TK dengan sosoknya sekarang yang sudah menginjak kelas tiga SMP.
“Banyak banget yang berubah.” Ucap Shania lirih saat dirinya kembali membuka satu demi satu dokumen foto dari laptopnya.
Sekilas, benak Shania berubah menjadi lorong waktu yang membawanya meluncur, setidaknya dari sekitar delapan bulan lalu ketika dia belum bergabung ke dalam sebuah group idola yang membuatnya seperti saat ini. Wajahnya kembali melukiskan senyuman ketika teringat saat pertama kali dia mengikuti audisi dan tahapan demi tahapan sehingga bisa bergabung sebagai satu dari duapuluh empat idola baru di negerinya sendiri.
Kembali Shania menatap satu demi satu foto yang telah dipindahkan dari ponsel ke laptopnya. Jari tangannya yang menekan-nekan mouse laptop terhenti bergerak ketika layar laptop menampilkan sebuah foto berisi bunga-bunga layu yang telah disusun bertuliskan lima huruf, “JKT48″. Dia kembali tersenyum teringat ketika pertama kali dia bergabung bersama duapuluh tiga temannya yang lain dalam sebuah group idola baru di Indonesia. Dia ingat sesaat sebelum foto itu diambil, dia dan duapuluh tiga temannya itu sangat bangga ketika terpilih dalam audisi untuk menjadi sister group pertama dari idol group di Jepang yang sudah dikenal seantero Asia. Dengan terpilihnya mereka dalam audisi dan menjadi member idol group JKT48, mimpi-mimpi sudah mulai dirajut, termasuk mimpi untuk menjadi idola yang tumbuh dan berkembang bersama fans. Mimpi itu ada di benak Shania, hingga sekarang.
Mimpi itu juga yang membuat Shania dan keduapuluh tiga temannya bermimpi, suatu saat akan banyak karangan bunga yang hadir di setiap penampilannya, dimanapun. Mimpi itu membuat mereka merangkai sebuah karangan bunga bekas dan merubahnya menjadi lima huruf, “JKT48″.
“Dulu jadi inget waktu pertama kali jadi member, ada karangan bunga bekas nganggur, dan iseng kita buat jadi kaya gini.” Ujar Shania pelan sambil kembali menatap foto karangan bunga yang telah dirubah menjadi tulisan “JKT48″.
“Dan sampe sekarang pun masih nggak nyangka bermula dari iseng, sekarang udah ada yang kirim karangan bunga beneran buat kita. Ah kenangan indaaahh~” Lanjut Shania, kini senyumnya mengembang. Dia beranjak dari tempat duduk dan laptop di kamarnya. Badannya sudah agak capek setelah beberapa jam ada di layar laptopnya. Belum lagi rasa lelah yang masih terasa hingga sekarang setelah sebulan penuh berlatih untuk penampilan JKT48 Theater yang kedua kalinya. Dia bersyukur lelahnya itu berbuah manis ketika di setiap penampilan JKT48, semua kursi penonton penuh.
“Aku nggak tau apa yang bakal terjadi ke depan tentang saja da JKT48.” Pikir Shania, badannya merebahkan diri di atas kasur kamar pribadi yang sejak kecil menjadi tempat tidurnya. Tempat yang memberinya banyak kenangan, mulai dari dulu saat-saat menjadi gadis biasa, dan kini telah memiliki banyak penggemar.
“Aku bakal berusaha keras dan membuat semua impian kita bersama nyata.” Lanjut Shania sambil memejamkan matanya. Wajahnya kembali tersenyum mengingat mozaik cerita yang seperti ada di dalam dongeng-dongeng yang biasa dibacanya.
Satu mozaik cerita yang tak pernah dilupakan Shania kembali muncul dalam benaknya. Saat-saat pertama dia mendapat kabar lolos audisi tahap pertama, dan diharuskan untuk menjalani training.
“Siapa yang tak bahagia ketika mendengar namanya lolos audisi, lolos adalah mimpi yang menjadi kenyataan.” Shania setengah bermimpi dalam tidurnya. Badannya sudah malas untuk digerakkan. Namun pikirannya masih bersemangat untuk mengingat cerita demi cerita yang dilaluinya. Cerita yang menjadi semangat hidupnya untuk tumbuh dan berkembang menjadi idola bersama para penggemarnya.
Kabar lolos audisi disambutnya dengan rasa setengah bahagia, namun juga dia merasakan dilema panjang ketika ternyata jadwal training yang harus dilaluinya bentrok dengan rencana ibadah ziarahnya bersama teman-teman yang sudah direncanakan sejak lama.
“Gimana Pah?” Tanya Shania kepada Papahnya bimbang ketika harus memutuskan apakah harus mengikuti training atau ibadah ziarahnya.
“Berdoa itu kalau punya iman bisa dimana saja asal bener-bener. Tapi kalau kesempatan itu nggak bisa dateng dua kali.” Ucap Papah Shania ketika dimintai pertimbangan oleh anak kesayangannya itu.
Shania kembali tersenyum dalam tidurnya. Kata-kata ayahnya itu sampai saat ini menjadi pegangan hidupnya. Sesaat, Shania kembali mengingat-ingat cerita indah yang telah dilaluinya. Hingga akhirnya dia terlelap dalam tidurnya, dan mimpi panjang yang masih akan dilaluinya, bersama keluarga baru yang akan membawanya mencapai mimpi, dan keluarga itu bernama JKT48.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar